Haduuuh, memang hati tempat berbagai rasa tercipta, suka maupun duka, unik saja bila memikirkan betapa lucunya hati kita bisa diombang-ambing dengan perasaan
yang timbul dari seseorang, seolah-olah seseorang itu pengendali secara tidak langsung dari rasa sedih ataupun senang yang kita alami, benar-benar telah dirampas hati dan fikiran kita, anehnya pengendali itu lebih berkuasa dari kita yang memilikinya. Ckckck...
"You are the the driver of my heart, controller of my mind, and the companion of my soul." -Jimbo-
Oiya, saya ada pertanyaan yang dari tadi berputar-putar dikening saya dan benar-benar membutuhkan jawaban dengan segera
"Apakah wajar jika merasa takut akan tersakiti dalam suatu hubungan?"
Jika memang tidak maka saya akan berhenti mempertanyakannya, namun jika iya berarti masih normal kan apa yang saya rasakan. Setidaknya untuk saya sendiri yang kini merasa galau memikirkan dia yang tak pernah memberi jawaban untuk pertanyaan diatas (yang secara tidak langsung telah saya utarakan kepadanya). Hanya takut saja apabila dia merasa terganggu dengan ketidak wajaran saya yang berlebihan ini, iya saya merasa kok kalau saya berlebihan, (masih) takut akan tersakiti dan lebih takut lagi akan kehilangan dia. (Write to your mind: AKU LEBIH TAKUT KEHILANGAN).
"Lebih takut mana, tersakiti atau kehilangan? Kalau aku sih dua-duanya takut. Tapi kalau disuruh memilih salah satu, saya akan lebih memilih mengabaikannya. #Bweeek."Kalau disuruh memilih antara menjadi yang disakiti atau yang menyakiti, tentunya saya akan memilih menjadi yang disakiti. Lhoh? Kok gitu? Iya, karna memang saya tidak tega jika harus menyakiti dia, apalagi menghancurkan hatinya, tidak tegaan saya orangnya. Dari pertama kan ingin saya menjadi pasangan yang bisa membahagiakan dia, dan tidak mau saya berubah haluan menjadi menyakitinya, walaupun dengan segala keterbatasan, saya akan mencoba menjadi apa yang ia minta. Semoga sih dia bisa menerima saya apa adanya, dan bagi saya suatu nilai lebih jika kita bisa mencintai kekurangan seseorang tanpa perubahan, jika kita berharap perubahan itu namanya bukan percintaan, namun perjanjian. Iya to? Hehe... Saya akan berusaha semampu saya agar dia bisa nyaman untuk tetap berkomunikasi dengan saya, saat jauh ataupun dekat. Inginnya hanya saling setia terbuka dan tak ada yang ditutup-tutupi. Itu saja.
Hal yang (lagi-lagi) harus kamu tahu, aku tidak seperti 'bekas-bekasmu' yang dulu, yang hanya lebih mementingkan urusan apa yang ada didalam celana mereka dan menganggap suatu hubungan hanya untuk bersenang-senang, bukan! Aku tidak sama. Cintaku lebih dari sekedar pertanyaan "Kamu lagi apa?" kepedulianku pun lebih dari sekedar bertanya "sudah makan atau belom?" aku menginginkan kamu bahagia bukan saat bersama ku saja, bahkan saat waktu telah memutar arah haluan, inginku masih tetap sama, buatmu bahagia. Emmm... Mungkin terdengar Bull Sh*t!!! Tapi ya kita lihat saja nanti.
Setiaku bukan hanya berpusat pada hal-hal biasa, aku mencintai kekuranganmu seperti aku ingin kamu melakukan hal yang sama padaku. Mengumpulkan yang sempat terserak, mengajariku apa yang belum pernah kulakukan, dan membimbingku untuk bisa mencintai dengan penuh ketulusan, cinta yang bisa membawa perubahan ke hal yang lebih baik tentunya. Please, dont lead me to the bad way...
Aku tidak berharap agar kau menjadi siapa dan dalam keadaan yang bagaimana, hanya ingin bersama-bersama menjalani hidup ini dengan lebih bermakna, jadi tidak melulu dengan hura-hura. Ayolah, hidup bukan hanya tentang bersenang-senang, ingatlah kalau kita ada yang menciptakan dan ada yang lebih menguasaimu lebih dari aku yang mengaku-ngaku memilikimu. Jangan tunggu sampai 'disentil' ya.... Bukan maksud menggurui, sekali-kali hanya bermaksud mengingatkan. Tak apa kan sayang? Hehe...
1 komentar:
keren(y) gua banget .
menyetuh banget hati;')
Posting Komentar